Mau liburan keJogja? bingung mau kemana aja? ngga usah repot tinggal kontak kita, MobilJogja adalah penyedia jasa rental mobil, tour and travel wisata kota yogyakarta, sudah banyak wisatawan domestik dan mancanegara yang berlibur di yogyakarta menggunakan tour dari kami, karena liburan menyenangkan anda adalah prioritas kami. buat kenangan manis diJogja bersama MobilJogja.
Minggu, 23 September 2012
Rabu, 25 Juli 2012
asal usul jogja???sejarah wahh
Pemerintahan Daerah Istimewa
Asal
Usul
Pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta
merupakan metamorfosis dari Pemerintahan Negara Kesultanan
Yogyakarta dan Pemerintahan Negara Kadipaten Pakualaman,
khususnya bagian Parentah Jawi yang semula dipimpin oleh Pepatih
Dalem untuk Negara Kesultanan Yogyakarta dan Pepatih Pakualaman
untuk Negara Kadipaten Pakualaman. Oleh karena itu Pemerintahan Daerah Istimewa
Yogyakarta memiliki hubungan yang kuat dengan Keraton Yogyakarta maupun Puro
Paku Alaman. Sehingga tidak mengherankan banyak pegawai negeri sipil daerah
yang juga menjadi Abdidalem Keprajan Keraton maupun Puro. Walau demikian
mekanisme perekrutan calon pegawai negeri sipil daerah tetap dilakukan sesuai
mekanisme peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kepala dan Wakil Kepala Daerah Istimewa
Menurut UU Nomor 22 Tahun 1948 (yang juga
menjadi landasan UU Nomor 3 Tahun 1950 mengenai pembentukan DIY), Kepala dan
Wakil Kepala Daerah Istimewa diangkat
oleh Presiden[40]
dari keturunan keluarga yang berkuasa di daerah itu[41],
di zaman sebelum Republik Indonesia, dan yang masih menguasai daerahnya; dengan
syarat-syarat kecakapan, kejujuran dan kesetiaan, dan dengan mengingat adat
istiadat di daerah itu. Dengan demikian Kepala Daerah Istimewa, sampai tahun
1988, dijabat secara otomatis oleh Sultan Yogyakarta yang bertahta dan Wakil
Kepala Daerah Istimewa, sampai tahun 1998, dijabat secara otomatis oleh
Pangeran Paku Alam yang bertahta.
Nomenklatur Gubernur dan Wakil Gubernur
Daerah Istimewa baru digunakan mulai tahun 1999 dengan adanya UU Nomor 22 Tahun
1999. Adapun daftar Kepala dan Wakil Kepala Daerah Istimewa sebagai berikut:
No.
|
Foto
|
Nama
|
Dari
|
Sampai
|
Keterangan
|
1.
|
Masa jabatan seumur hidup,
pegawai negara dengan NIP 010000001. |
||||
2.
|
|
Wakil Gubernur,
melaksanakan tugas Gubernur dalam jabatan Penjabat Gubernur, Masa jabatan seumur hidup, pegawai negara dengan NIP 010064150. |
|||
3.
|
Masa jabatan pertama.
|
||||
Masa jabatan kedua.
|
|||||
Perpanjangan masa jabatan kedua.
|
|||||
Perpanjangan kedua masa jabatan kedua.
|
Kondisi Geografi
Rupa bumi yang berbentuk gunung api
[8]
DIY terletak di bagian tengah-selatan Pulau Jawa,
secara geografis terletak pada 7o3’-8o12’ Lintang Selatan dan 110o00’-110o50’
Bujur Timur. Berdasarkan bentang alam, wilayah DIY dapat dikelompokkan menjadi
empat satuan fisiografi, yaitu satuan fisiografi Gunungapi Merapi, satuan
fisiografi Pegunungan Selatan atau
Pegunungan Seribu, satuan fisiografi Pegunungan Kulon Progo, dan satuan fisiografi
Dataran Rendah.
Satuan fisiografi Gunungapi Merapi,
yang terbentang mulai dari kerucut gunung api hingga dataran fluvial
gunung api termasuk juga bentang lahan vulkanik, meliputi Sleman, Kota
Yogyakarta dan sebagian Bantul. Daerah kerucut dan lereng gunung api
merupakan daerah hutan lindung sebagai kawasan resapan air daerah bawahan.
Satuan bentang alam ini terletak di Sleman bagian
utara. Gunung Merapi yang merupakan gunungapi aktif dengan karakteristik
khusus, mempunyai daya tarik sebagai obyek penelitian, pendidikan, dan
pariwisata.
Karts mendominasi struktur rupa bumi di
wilayah Gunungkidul bagian selatan
Satuan Pegunungan Selatan atau
Pegunungan Seribu, yang terletak di wilayah Gunungkidul,
merupakan kawasan perbukitan batu gamping (limestone) dan bentang alam karst
yang tandus dan kekurangan air permukaan, dengan bagian tengah merupakan
cekungan Wonosari
(Wonosari Basin) yang telah mengalami pengangkatan secara tektonik
sehingga terbentuk menjadi Plato Wonosari (dataran tinggi Wonosari).
Satuan ini merupakan bentang alam hasil proses solusional (pelarutan),
dengan bahan induk batu gamping dan mempunyai karakteristik lapisan tanah
dangkal dan vegetasi penutup sangat jarang.
Satuan Pegunungan Kulon Progo, yang terletak di Kulon
Progo bagian utara, merupakan bentang lahan struktural denudasional
dengan topografi berbukit, kemiringan lereng curam dan potensi air tanah kecil.
Satuan Dataran Rendah, merupakan bentang
lahan fluvial (hasil proses pengendapan sungai) yang didominasi oleh
dataran aluvial, membentang di bagian selatan DIY, mulai dari Kulon
Progo sampai Bantul yang berbatasan dengan Pegunungan Seribu. Satuan ini
merupakan daerah yang subur. Termasuk dalam satuan ini adalah bentang lahan marin
dan eolin yang belum didayagunakan, merupakan wilayah pantai yang
terbentang dari Kulon Progo sampai Bantul. Khusus bentang lahan marin
dan eolin di Parangtritis Bantul, yang terkenal dengan gumuk pasirnya,
merupakan laboratorium alam untuk kajian bentang alam pantai.
Dataran Pantai Parangtritis
Kondisi fisiografi tersebut membawa
pengaruh terhadap persebaran penduduk, ketersediaan prasarana dan sarana
wilayah, dan kegiatan sosial ekonomi penduduk, serta kemajuan pembangunan antar
wilayah yang timpang. Daerah-daerah yang relatif datar, seperti wilayah dataran
fluvial yang meliputi Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten
Bantul (khususnya di wilayah Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta) adalah
wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi dan memiliki kegiatan sosial ekonomi
berintensitas tinggi, sehingga merupakan wilayah yang lebih maju dan
berkembang.
Dua daerah aliran sungai (DAS) yang cukup
besar di DIY adalah DAS Progo di barat dan DAS Opak-Oya di timur. Sungai-sungai
yang cukup terkenal di DIY antara lain adalah Sungai Serang, Sungai
Progo, Sungai Bedog, Sungai Winongo, Sungai Boyong-Code, Sungai Gajah Wong,
Sungai
Opak, dan Sungai Oya.
Perekonomian
Pasar tradisional sebagai pusat
perekonomian yang berbasis kerakyatan
Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta
antara lain meliputi sektor Investasi; Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan
UKM; Pertanian; Ketahanan Pangan; Kehutanan dan Perkebunan; Perikanan dan
Kelautan; Energi dan Sumber Daya Mineral; serta Pariwisata.
Penanaman Modal dan Industri
Penanaman Modal di DIY dilaksanakan melalui
program peningkatan promosi dan kerjasama investasi serta program peningkatan
iklim investasi dan realisasi investasi. Capaian investasi total pada tahun
2010 mencapai Rp 4.580.972.827.244,00 dengan rincian PMDN sebesar Rp 1.884.925.869.797,00
dan PMA sebesar 2.696.046.957.447,00 [9].
Unit usaha di DIY pada tahun 2010 ada sekitar 78.122 unit dengan penyerapan
tenaga kerja sebesar 292.625 orang dan nilai investasi sebesar Rp.
878.063.496.000,00 [10].
Perdagangan dan UKM
[11]
Varian produk ekspor DIY andalan meliputi produk olahan kulit,
tekstil dan kayu. Pakaian jadi tekstil dan mebel kayu merupakan produk yang mempunyai nilai
ekspor tertinggi. Namun demikian secara umum ekspor ke mancanegara didominasi
oleh produk-produk yang dihasilkan dengan nilai seni dan kreatif tinggi yang
padat karya (labor intensive). Program pembangunan dalam mengembangkan koperasi dan UKM di DIY, salah satunya
adalah memberdayakan usaha mikro dan kecil dan menengah yang disinergikan
dengan kebijakan program dari pemerintah pusat. Salah satu upaya pembinaan UKM
adalah melalui kelompok (sentra) karena upaya ini lebih efektif dan efisien, di
samping itu dengan sentra akan banyak melibatkan usaha mikro dan kecil. Pada
2010 tercatat koperasi aktif sebanyak 1.926 koperasi dan UKM tercatat 13.998
unit usaha[12].
Pertanian dan kehutanan
Pertanian tetap menjadi andalan
[13]
Tingkat kesejahteraan petani dalam bidang pertanian di Provinsi DIY yang diukur
dengan Nilai Tukar Petani (NTP) NTP dapat menjadi salah satu indikator yang
menunjukkan tingkat kesejahteraan petani di suatu wilayah. Pada 2010 NTP
sebesar 112,74% [14].
Ketahanan pangan merupakan bagian terpenting dari pemenuhan hak atas pangan
sekaligus merupakan salah satu pilar utama hak
asasi manusia. Secara umum ketersediaan pangan di Provinsi DIY cukup karena
berkaitan dengan musim panen sehingga diperlukan pengaturan distribusi oleh
pemerintah. Pemenuhan kebutuhan ikan di DIY dapat dipenuhi dari perikanan tangkap maupun
budidaya. Untuk perikanan tangkap dilakukan melalui pengembangan pelabuhan
perikanan Sadeng dan Glagah. Produksi perikanan
budidaya tahun 2010 mencapai 39.032 ton dan perikanan tangkap mencapai 4.906
ton, dengan konsumsi ikan sebesar 22,06 kg/kap/tahun[15].
Hutan di Provinsi DIY didominasi oleh hutan produksi, yang
sebagian besar berada di wilayah Kabupaten Gunungkidul. Persentase luas hutan
di DIY pada tahun 2010 sebesar 5,87% dengan rehabilitasi lahan kritis sebesar
9,93% dan kerusakan kawasan hutan sebesar 4,94% [16].
Sektor perkebunan, dari segi produksi tanaman perkebunan yang potensial di DIY
adalah kelapa dan tebu. Kegiatan perkebunan diprioritaskan dalam rangka
pengutuhan tanaman memenuhi skala ekonomi serta peningkatan produksi,
produktifitas dan mutu produk tanaman untuk meningkatkan pendapatan petani.
Pariwisata
Museum Hamengku Buwono IX di dalam kompleks
Keraton Yogyakarta, sebuah tujuan wisata
[18]
Pariwisata
merupakan sektor utama bagi DIY. Banyaknya obyek dan daya tarik wisata di DIY
telah menyerap kunjungan wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan
nusantara. Pada 2010 tercatat kunjungan wisatawan sebanyak 1.456.980 orang,
dengan rincian 152.843 dari mancanegara dan 1.304.137 orang dari nusantara[19].
Bentuk wisata di DIY meliputi wisata MICE (Meeting, Incentive, Convention
and Exhibition), wisata budaya, wisata alam, wisata minat khusus dan
berbagai fasilitas wisata lainnya, seperti resort, hotel, dan restoran.
Tercatat ada 37 hotel berbintang dan 1.011 hotel melati di seluruh DIY pada
2010. Adapun penyelenggaraan MICE sebanyak 4.509 kali per tahun atau sekitar 12
kali per hari[20].
Keanekaragaman upacara keagamaan dan budaya dari berbagai agama serta didukung
oleh kreatifitas seni dan keramahtamahan masyarakat, membuat DIY mampu
menciptakan produk-produk budaya dan pariwisata yang menjanjikan. Pada tahun
2010 tedapat 91 desa wisata dengan 51 diantaranya yang layak dikunjungi. Tiga
desa wisata di kabupaten Sleman hancur terkena erupsi gunung Merapi
sedang 14 lainnya rusak ringan [21].
Secara geografis, DIY juga diuntungkan oleh
jarak antara lokasi obyek wisata yang terjangkau dan mudah ditempuh. Sektor
pariwisata sangat signifikan menjadi motor kegiatan perekonomian DIY yang
secara umum bertumpu pada tiga sektor andalan yaitu: jasa-jasa; perdagangan,
hotel dan restoran; serta pertanian. Dalam hal ini pariwisata memberi efek
pengganda (multiplier effect) yang nyata bagi sektor perdagangan
disebabkan meningkatnya kunjungan wisatawan. Selain itu, penyerapan tenaga
kerja dan sumbangan terhadap perekonomian daerah sangat signifikan.
Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya di Daerah Istimewa
Yogyakarta antara lain meliputi Kependudukan; Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
Kesejahteraan Sosial; Kesehatan; Pendidikan; Kebudayaan; dan Keagamaan
Kebudayaan
Wujud cagar budaya yang masih dipergunakan
sebagai tempat ibadah umat Hindu Indonesia
[33]DIY
mempunyai beragam potensi budaya, baik budaya yang tangible (fisik)
maupun yang intangible (non fisik). Potensi budaya yang tangible antara
lain kawasan cagar budaya dan benda cagar budaya sedangkan potensi budaya yang
intangible seperti gagasan, sistem nilai atau norma, karya seni, sistem sosial
atau perilaku sosial yang ada dalam masyarakat.
DIY memiliki tidak kurang dari 515 Bangunan
Cagar Budaya yang tersebar di 13 Kawasan Cagar Budaya. Keberadaan aset-aset
budaya peninggalan peradaban tinggi masa lampau tersebut, dengan Kraton sebagai
institusi warisan adiluhung yang masih terlestari keberadaannya, merupakan
embrio dan memberi spirit bagi tumbuhnya dinamika masyarakat dalam berkehidupan
kebudayaan terutama dalam berseni budaya dan beradat tradisi. Selain itu,
Provinsi DIY juga mempunyai 30 museum, yang dua diantaranya yaitu museum Ullen Sentalu dan
museum Sonobudoyo diproyeksikan menjadi museum internasional. Pada 2010,
persentase benda cagar budaya tidak bergeak dalam kategori baik sebesar 41,55%,
seangkan kunjungan ke museum mencapai 6,42%[34].
Keagamaan
[35]Penduduk
DIY mayoritas beragama Islam yaitu sebesar 90,96%, selebihnya beragama Kristen,
Katholik, Hindu, Budha. Sarana ibadah terus mengalami perkembangan, pada tahun
2007 terdiri dari 6214 masjid, 3413 langgar, 1877 musholla, 218 gereja, 139 kapel,
25 kuil/pura dan 24 vihara/klenteng.
Jumlah pondok pesantren pada tahun 2006 sebanyak 260,
dengan 260 kyai dan 2.694 ustadz serta 38.103 santri. Sedangkan jumlah madrasah
baik negeri maupun swasta terdiri dari 148 madrasah ibtidaiyah, 84 madrasah tsanawiyah dan 35 madrasah
aliyah. Aktivitas keagamaan juga dapat dilihat dari meningkatnya jumlah jamaah
haji dari tahun ke
tahun, dan pada tahun 2007 terdapat 3.064 jamaah haji.
Tata Ruang dan Infrastruktur
Tugu Pal Putih, salah satu landmark
tertua yang menandai tata ruang DIY, Gunung Merapi-Tugu-Keraton-Panggung
Krapyak-Laut selatan
Kondisi bentang alam DIY yang beragam dan
aspek filosofi kebudayaan mempengaruhi pengembangan tata ruang/wilayah dan
pembangunan infrastruktur di DIY.
Tata ruang
[36]Model
yang digunakan dalam tata ruang wilayah DIY adalah corridor development
atau disebut dengan “pemusatan intensitas kegiatan manusia pada suatu koridor
tertentu” yang berfokus pada Kota Yogyakarta dan jalan koridor sekitarnya.
Dalam konteks ini, aspek pengendalian dan pengarahan pembangunan dilakukan
lebih menonjol dalam koridor prioritas, terhadap kegiatan investasi swasta,
dibandingkan dengan investasi pembangunan oleh pemerintah yang dengan
sendirinya harus terkendali. Untuk mendukung aksesibilitas global wilayah DIY,
maka diarahkan pengembangan pusat-pusat pelayanan antara lain Pusat Kegiatan
Nasional (PKN)/Kota Yogyakarta,
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Sleman, PKW Bantul, dan Pusat Kegiatan Lokal
(PKL). Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2010 tentang RTRW Prov DIY 2009-2029
mengatur pengembangan tata ruang di DIY. Penataan ruang ini juga memiliki
keterkaitan dengan mitigasi bencana di DIY.
Prasarana
[37]Prasarana
jalan yang tersedia di Provinsi DIY tahun 2007 meliputi Jalan Nasional (168,81 Km),
Jalan Provinsi (690,25 Km),
dan Jalan Kabupaten (3.968,88
Km), dengan jumlah jembatan yang tersedia sebanyak 114 buah dengan total
panjang 4.664,13 meter untuk jembatan nasional dan 215 buah dengan total
panjang 4.991,3 meter untuk jembatan provinsi. Di wilayah perkotaan, dengan
kondisi kendaraan bermotor yang semakin meningkat (rata-rata tumbuh 13% per
tahun), sedangkan kondisi jalan terbatas, maka telah mengakibatkan terjadinya
kesemrawutan dan kemacetan lalu lintas dan terjadinya kecelakaan lalu lintas
yang terus meningkat setiap tahun.
Transportasi
Salah satu transportasi yang dikembangkan
di DIY
[38]Pelayanan
angkutan kereta api pemberangkatan dan kedatangan berpusat di Stasiun Kereta Api
Tugu untuk kelas eksekutif dan bisnis, sedangkan Stasiun Lempuyangan untuk melayani angkutan
penumpang kelas ekonomi dan barang. Saat ini untuk meningkatkan layanan jalur
Timur-Barat sudah dibangun jalur ganda (double track) dari Stasiun Solo Balapan sampai Stasiun
Kutoarjo. Berkaitan dengan keselamatan lalulintas, permasalahan yang
berkaitan dengan layanan angkutan kereta api antara lain masih banyak
perlintasan yang tidak dijaga. Selain kerata api, Pemprov DIY mengembangkan
layanan Bus Trans Jogja yang menjadi prototipe layanan angkutan massal di masa
mendatang.
Untuk angkutan sungai, danau dan
penyeberangan, Waduk Sermo yang terletak di Kabupaten Kulon Progo yang memiliki luas
areal 1,57 km2 dan mempunyai keliling ± 20 km menyebabkan terpisahnya hubungan
lintas darat antara desa di sisi waduk dengan desa lain di seberangnya. Di
sektor transportasi laut di Provinsi DIY terdapat Tempat Pendaratan Kapal (TPK)
yang berfungsi sebagai pendaratan kapal pendaratan pencari ikan dan tempat
wisata pantai. Terdapat 19 titik TPK yang dilayani oleh ± 450 kapal nelayan.
Di sektor transportasi udara, Bandara Adisutjipto yang telah menjadi bandara
internasional sejak 2004 menjadi pintu masuk transportasi udara bagi Daerah
Istimewa Yogyakarta, baik domestik maupun internasional. Keterbatasan fasilitas
sisi udara dan darat yang berada di Bandara Adisutjipto menyebabkan fungsi
Bandara Adisutjipto sebagai gerbang wilayah selatan Pulau Jawa tidak dapat
optimal. Status bandara yang “enclave civil” menyebabkan landas pacu yang ada
dimanfaatkan untuk dua kepentingan yakni penerbangan sipil dan latihan terbang
militer.
Selasa, 24 Juli 2012
Kerajinan Gerabah Kasongan(handycraft and souvenir)
Sentra Industri Gerabah Kasongan.
Kasongan adalah nama daerah tujuan wisata di
wilayah kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta yang terkenal
dengan hasil kerajinan gerabahnya. Tempat ini tepatnya terletak di daerah
pedukuhan Kajen, desa Bangunjiwo, kecamatan Kasihan,
Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, (~ S
7.846567° - E 110.344468°) sekitar 6 km dari Alun-alun
Utara Yogyakarta ke arah Selatan. Tak lengkap rasanya bila dari Yogyakarta tanpa membawa souvenir cantik yang satu ini.
· Sejarah
Kasongan mulanya merupakan tanah pesawahan
milik penduduk desa di selatan Yogyakarta. Pada Masa Penjajahan
Belanda di Indonesia, di daerah pesawahan milik salah satu warga tersebut
ditemukan seekor kuda yang mati. Kuda tersebut diperkirakan milik Reserse Belanda. Karena saat
itu Masa Penjajahan Belanda, maka warga yang memiliki tanah tersebut takut dan
segera melepaskan hak tanahnya yang kemudian tidak diakuinya lagi. Ketakutan
serupa juga terjadi pada penduduk lain yang memiliki sawah di sekitarnya yang
akhirnya juga melepaskan hak tanahnya. Karena banyaknya tanah yang bebas, maka
penduduk desa lain segera mengakui tanah tersebut. Penduduk yang tidak memiliki
tanah tersebut kemudian beralih profesi menjadi seorang pengrajin keramik yang
mulanya hanya mengempal-ngempal tanah yang tidak pecah bila disatukan.
Sebenarnya tanah tersebut hanya digunakan untuk mainan anak-anak dan perabot
dapur saja. Namun, karena ketekunan dan tradisi yang turun temurun, Kasongan
akhirnya menjadi Desa Wisata yang cukup terkenal.
Sejak tahun 1971-1972, Desa Wisata
Kasongan mengalami kemajuan cukup pesat. Sapto Hudoyo (seorang seniman
besar Yogyakarta) membantu mengembangkan Desa Wisata Kasongan dengan membina
masyarakatnya yang sebagian besar pengrajin untuk memberikan berbagai sentuhan
seni dan komersil bagi desain kerajinan gerabah sehingga gerabah yang
dihasilkan tidak menimbulkan kesan yang membosankan dan monoton, namun dapat
memberikan nilai seni dan nilai ekonomi yang tinggi. Keramik Kasongan dikomersilkan dalam
skala besar oleh Sahid Keramik sekitar tahun 1980an.
· Desa Wisata
Hasil kerajinan dari gerabah yang
diproduksi oleh Kasongan pada umumnya berupa guci dengan berbagai
motif (burung
merak, naga, bunga mawar dan banyak
lainnya), pot berbagai ukuran (dari yang kecil
hingga seukuran bahu orang dewasa), souvenir, pigura, hiasan dinding, perabotan
seperti meja dan kursi, dll. Namun
kemudian produknya berkembang bervariasi meliputi bunga tiruan dari daun pisang, perabotan
dari bambu, topeng-topengan dan
masih banyak yang lainnya. Hasil kerajinan tersebut berkualitas bagus dan telah
diekspor ke mancanegara seperti Eropa dan Amerika. Biasanya desa ini sangat ramai dikunjungi
oleh wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta.
·
Proses
Pembuatan Gerabah
Oleh: Drs. I Wayan Mudra, M.Sn.
Proses pembuatan gerabah pada dasarnya memiliki tahapan yang sama untuk
setiap kriyawan. Demikian juga halnya dengan proses pembuatan gerabah yang
dipasarkan di Bali, yang membedakan adalah perbedaan alat yang dipakai dalam
proses pengolahan bahan dan proses pembentukan /perwujudan. Perbedaan alat
merupakan salah satu faktor penyebab perbedaan kualitas akhir yang dicapai oleh
masing-masing kriyawan. Misalnya dalam proses pembentukan badan gerabah dengan
teknik putar, ada kriyawan yang menggunakan alat tradisional dengan tenaga
gerak kaki atau tangan, sementara kriyawan yang sudah lebih maju ada
menggunakan alat putar dengan tenaga listrik (electrick wheel).
Kelebihan alat yang kedua dibandingkan yang pertama adalah lebih stabil dalam
pengoperasiannya serta lebih efesien dalam waktu dan tenaga. Perbedaan
alat tersebut dapat dilihat pada contoh berikut.
Tahapan proses pembuatan
gerabah :
- a. Tahap persiapan
Dalam tahapan ini yang dilakukan kriyawan adalah :
1). Mempersiapkan bahan baku tanah liat (clay) dan menjemur
2). Mempersiapkan bahan campurannya
3). Mempersiapkan alat pengolahan bahan.
- b. Tahap pengolahan bahan.
Pada tahapan ini bahan diolah sesuai dengan
alat pengolahan bahan yang dimiliki kriyawan. Alat pengolahan bahan yang
dimiliki masing-masing kriyawan gerabah dewasa ini banyak yang sudah mengalami
kemajuan jika dilihat dari perkembangan teknologi yang menyertainya. Walaupun
masih banyak kriyawan gerabah yang masih bertahan dengan peralatan tradisi
dengan berbagai pertimbangan dianggap masih efektif. Pengolahan
bahan ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pengolahan bahan secara kering
dan basah. Pada umumnya pengolahan bahan gerabah yang diterapkan kriyawan
gerabah tradisional di Indonesia adalah pengolahan bahan secara kering. Teknik
ini dianggap lebih efektif dibandingkan dengan pengolahan bahan secara basah,
karena waktu, tenaga dan biaya yang diperlukan lebih lebih sedikit. Sedangkan
pengolahan bahan dengan teknik basah biasanya dilakukan oleh kriyawan yang
telah memiliki peralatan yang lebih maju. Karena pengolahan secara basah ini
akan lebih banyak memerlukan peralatan dibandingkan dengan pengolahan secara
kering. Misalnya : bak perendam tanah, alat pengaduk (mixer), alat
penyerap air dan lain-lain.
kerajinan perak (shoping and craft SILVER)
KERAJINAN PERAK KOTA GEDE
SEJARAH DAN PROSES PEMBUATAN KERAJINAN PERAK
salam hangat bagi traveler pecinta wisata belanja terutama craft, tak lengkap rasanya bila kita berbelanja kerajinan perak yang kita bahas kali ini tanpa mengetahui asal usulnya, nah ini MobilJoga sajikan ulasan menarik tentang asal-usul dan proses pembuatannya.
- Sejarah Kerajinan perak kota gede dulu berasal ketika Panembahan Senopati di Mataram (Kota Gede) memerintahkan abdi dalem kriya membuat perhiasan dari emas dan perak, Bagaimana jika tidak? mungkin saja Kotagede tidak akan pernah mendapat julukan sebagai Kota Perak. Andai kata pihak keraton Yogyakarta, terutama pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono VIII, tidak terpikat dengan hasil kerajinan logam berciri tradisional hasil sentuhan tangan abdi dalem kriya Kotagede, mungkin kilap perak sudah lama terbenam di antara rumah joglo (lambang kejayaan kekuasaan tradisional Jawa) dan rumah loji (dengan ciri seni bangunan Eropa sebagai lambang kejayaan para pedagang atau pengusaha pribumi yang berhasil).
- Argentum (Latin), itulah asal kata perak, sehingga dalam ilmu kimia, perak ditandai dengan lambang Ag (dengan nomor atom 47). Perak dimanfaatkan untuk membuat uang logam, perhiasan, sendok garpu, bahkan menyeruak dalam pembuatan bantalan mesin pesawat terbang. Di Indonesia, kerajinan perak berkembang pesat di Kotagede. Menurut catatan Djoko Soekiman, sudah sejak abad ke-16 (masa kerajaan Mataram Islam), Kotagede muncul sebagai pusat perdagangan yang cukup maju; hal ini setidaknya ditandai dengan sebutan lain untuk kota ini, yaitu Pasar Gede yang dapat diartikan sebagai ‘pasar besar’ (pusat perdagangan yang besar). Selain itu, sebagai pusat perdagangan barang-barang kerajinan, nama-nama wilayah di Kotagede pun berkaitan erat dengan nama usaha kerajinan yang ada: Samakan (tempat tinggal para pengrajin kulit), Sayangan (tempat tinggal para pengrajin barang dari tembaga dan perunggu), Batikan (tempat tinggal para pengrajin batik), dan Pandean (tempat tinggal para pengrajin besi) dan sebagainya.
- Munculnya kerajinan perak di Kotagede bersamaan dengan berdirinya Kotagede sebagai ibu kota Mataram Islam pada abad ke-16. Ada bukti yang menunjukkan bahwa seni kerajinan perak, emas, dan logam pada umumnya telah dikenal sejak abad ke-9 (zaman Mataram Kuna/Hindu) dengan diketemukannya prasasti di Jawa Tengah yang di dalamnya termuat istilah pande emas, pande perak, pande wesi, dan sebagainya. Perkembangan perusahaan perak Kotagede mengalami masa keemasan antara tahun 1930—1940-an dengan munculnya perusahan-perusahaan baru, peningkatan kualitas, dan diciptakannya berbagai motif baru.
- Industri perak mulai berkembang dan merambah pasaran dunia ketika Kotagede kedatangan seorang pedagang bangsa Belanda yang memesan barang-barang keperluan rumah tangga Eropa dengan bahan perak. Barang-barang tersebut berupa tempat lilin, perabotan makan minum, piala, asbak, tempat serbet, dan perhiasan dengan gaya Eropa ber motif khas Yogyakarta didominasi bentuk daun-daun, bunga, dan lung (sulur). Ternyata pesanan itu diminati orang-orang Eropa. Sejak saat itu berbagai order berdatangan dengan jumlah yang terus melambung. Untuk menjaga dan meningkatkan kualitas, pemerintah Hindia Belanda mendirikan satu lembaga khusus, yaitu Stichting Beverdering van het Yogyakarta Kenst Ambacht (disebut juga Pakaryan Ngayogyakarta). Lembaga ini memberikan pelatihan tentang teknik pembuatan kerajinan perak dan pengembangan akses pasar. Kegiatannya antara lain mengikuti Pekan Raya di Jepang tahun 1937 dan di Amerika tahun 1938.
- Perlu dicatat bahwa tumbuhnya perusahaan perak diawali dengan adanya pakaryan perak. Istilah pakaryan perak dimaksudkan sebagai usaha membuat barang-barang seni dari perak. Semula, barang-barang tersebut dibuat tidak untuk diperdagangkan apalagi memperoleh profit secara besar-besaran, tetapi sekedar untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Usaha pakaryan perak ujung-ujungnya mengalami perkembangan dengan adanya organisasi dan spesialisasi berupa perusahaan perak. Meskipun begitu, perak Kotagede masih dikerjakan dengan cara yang sama, yaitu sebagai suatu bentuk kerajinan yang menuntut keterampilan tangan.
- Setelah mengalami pasang surut, industri perak Kotagede tetap tak lapuk oleh hujan tak lekang oleh panas. Saat ini, memasuki wilayah Kotagede berarti kita siap disergap puluhan art shop perak yang terserak di kanan-kiri jalan. Di Kotagede, wisatawan tidak sekedar dapat memilih dan membeli souvenir, tetapi bisa menyaksikan proses pembuatannya. Proses produksinya diawali dengan peleburan perak murni berbentuk kristal, dicampur dengan tembaga. Kadar perak standar adalah 92,5%. Perak yang dilebur dan berbentuk cair dicetak untuk mendapatkan bentuk yang mendekati bentuk yang diinginkan, misalnya bakalan bentuk teko atau bakalan bentuk cincin. Proses kedua ini disebut singen atau disingekake (dicetak). Proses berikutnya ialah mengondel, yaitu memukul-mukul hasil cetakan untuk mendapatkan bentuk yang sesuai. Proses mengondel memerlukan tingkat ketrampilan tersendiri. Sesudah memiliki bentuk yang bagus kemudian diukir guna mendapatkan motif yang diinginkan. Proses ini memerlukan tingkat keahlian sangat tinggi. Setelah diukir baru dirakit, misalnya teko dipasangi gagang berbentuk belalai. Proses terakhir ialah finishing, yaitu membuat barang menjadi mengkilap dan menampakkan pamornya. Standar kualitas barang perak ialah 92,5%, jika kurang belum layak disebut silver. Standar baku ini ditetapkan untuk menjamin kualitas produk. Sedangkan harga ditentukan oleh kadar perak tiap gramnya dan tingkat kesulitan pembuatan.
- Bagi Anda yang menginginkan mengetahui kadar kemurnian perak, dipersilahkan mampir ke Balai Besar Perindustrian di Jalan Kusumanegara. Jika Anda masih awam dengan perak, dapat memulai kunjungan ke art shop KP3Y (Koperasi Produksi Pengusaha Perak Yogyakarta) di kawasan Mondorakan. Di sini kita bisa mendapatkan informasi tentang standar mutu dan harga perak. Kemudian penjelajahan bisa dilanjutkan ke berbagai art shop di seluruh penjuru Kotagede sambil menikmati suasana khas sebuah kota tua nan eksotis. (Herry Mardianto).
By Christie Damayanti
- Siapa yang tidak mengenal Kotagede di Yogyakarta? Sebuah tempat khusus untuk kerajinan perak bakar, yang sudah sejak lama ada disana. Banyak kerajinan perak yang diolah menjadi berbagai ragam dan bentuk, apapun bisa dibuat dengan perak, mulai dari perhiasan tubuh, hiasan rumah, alat2 rumah tangga, dan sebagainya. Kotagede terletak sekitar 10 km dari pusat Yogyakarta dan sangat diminati oleh wisatawan, terutama wisatawan manca negara.
- Dulu ketika aku masih kecil, Kotagede yang menjadi penghasil kerajinan perak bakar di Yogyakarta ini, tidak menyediakan fasilitas untuk wisatawan melihat dan mengamati dalam pembuatannya. Tetapi, beberapa tahun belakangan ini, beberapa perusahaan besar, membuat tempat untuk kuta para wisatawan melihat dan mengamati proses pembuatannya, mulai dari mendesain, membuat, membakar sampai membersihkannya serta bisa dijual. Dan ternyata, proses pembuatnnya sangat rumit dan luar biasa ….. Beberapa perusahaan pun membuat kursus singkat tentang mendesain dan merancang perhiasaan, membuat hingga selesai untuk dibawa pulang ….. Sangat menarik !
- Jika di Imogiri kita bisa kengikuti kursus membatik ( lihat tulisanku Wisata Membatik : Seni Tradisional HARUS menjadi ‘Heritage’ Indonesia , di Kotagede kita bisa mengikuti kursus membuat kerajinan perak. Ternyata, kota Yogyakarta benar2 adalah pusat terbaik untuk berkebudayaan …..
- Ini sedikit membagikan ‘ilmu’ untuk membuat kerajinan perak bakar, walau aku belum bisa karena ak hanya memakai 1 tangan saja. Aku sih tidak keberatan untuk mencobanya, tetapi justru merekalah yang keberatan karena untuk membuat kerajinan perak bakar ini, dibutuhkan tenaga dan agak ‘berbahaya’, misalnya, dengan pinset yang detail, dengan solder atau api untuk membakarnya atau dengan palu untuk menempanya ….. Bukan seperti membatik, hanya sedikit panas, ketika lilin2 menetes di tanganku dari cantingnya …..
- Dalam aku mengamati proses pembuatan perhiasan, aku ditemani seorang kepala pengrajin perak bakar, pak Tugino namanya. Dan aku bebas menanyakan banyak hal yang aku ingin ketahui tentang kerajinan ini. Dimulai dengan perancangan desain perhiasannya ( seperti arsitektur). Didesain di kertas dengan memakai pensil dengan ukuran yang diinginkan. Bisa minta di desain kan atau desain sendiri untuk minta dibuatkan.
- Desainnya harus detail, kecuali kita bisa mengamatinya. Karena jika tidak detail, sang pengrajin harus membuat sendiri untuk improvisasinya.
- Aku hanya menerawang, bahwa kerajinan ini teknologinya sejak jaman dulu, pun semakin lama semakin aku takjub! Bahwa ini adalah warisan budaya kita, budaya Indonesia! Buat aku, ini membanggakan sekali.
- Setelah desain ditentukan, proses dilanjutkan dengan memindahkan desain kecetakan dan penempaan. Lempengan perak atau benang perak ( tergantung desainnya ), masing2 pengrajin membuat desain itu dengan sangat detail.
- ‘Benang perak’ yang sedang diulung untuk membuat detail desain ini. Satu demi satu, sesuai desain,dilakukan memotongan dengan menggunakan gunting ata pinset jika terlalu kecil. Makanya, sepertinya aku tidak akan bisa melakukan ini secara aku hanya memakai 1 tangan saja …..
- Coba lihat, ini adalah desain memakai ‘benang perak’, dibentuk sedimikian sehingga menyerupai daun, bunga atau kupu2. Indah sekali …..
- Setelah itu, baik membuat dari lempengan perak tatu benang perak, selanjutnya disusun sesuai desain, menjadi burung atau kupu dan sebagainya, sebelum mulai di bakar ( sekarang melakukannya dengan solder dan listrik ).
- Setelah disusun sesuai desain, lalu mulai dibakar. Sebelum dibakar, untuk ‘lem’nya adalah ‘bubuk perak’ seperti foto diatas di piring plastic berwarna biru. Tidak lama, hanya sebentar untuk merekatkan ( seperti di lem ).
- Setelah disolder / dibakar dengan api, masing ikatan menjadi kuat sesuai desain. Pengerjaannya satu demi satu dan detail sekali. Mata harus selalu mengamati untuk lebih baik karena cobalah lihat, betapa detailnya desain seekor angsa ini …..
- Ini adalah proses menempa, tergantung dari desainnya. Belum tentu desainnya memakai proses menempa. Biasanya proses menempa untuk hiasan2 dinding yang lebih tebal dan besar, atau peralatan rumah tangga.
- Kemudian, dilanjutkan denga proses pembersihan dengan menggunakan ‘lerak’, semacam buah seperti ‘kluwek’ yang juga bisa untuk mencuci batik. ‘Lerak’ ini tidak berbau dan berbusa seperti foto diatas ini.
- Jika mendesain dengan memakai ‘anyaman’ benang perak, perhiasan perak bakar ini akan lebih memukau, karena sangat detail, dengan anyaman benang2 kecil dan tipis berlapis perak. Dan semakin indah dan detai perhiasan yang dibuat sesuai desainnya, akan semakin berharga pula perhiasan itu dimata banyak orang …..
- Ketika aku selesai mengamati proses pembuatan perhiasan perak bakar ini, aku lebih berdecak kagum! Betapa detail dan sulitnya pekerjaan ini. Banyak di antara pengrajin2 perak bakar ini, ternyata pekerjaan ini sudah mulai dilakukan sejak anak2, seperti pembatik2 di Imgiri tadi. Mereka, biasanya, turun temurun, orang tuanya sebagai pengrajin dan anak2nya mengikutinya. Dan melihat cara mereka melakukannya, jujur, aku sangat kagum luar biasa ….. aku duduk di beberapa pengrajin yang aku anggap sangat detail dalam pengerjaannya. Beberapa kali aku memotretnya karena mereka dengan cepat menganyam benag2 perak menjadi sebuah bunga, daun atau seekor kupu2 …..
- Setelah aku capai mengamati, aku masuk ke dalam gallery perhiasan perak bakar ini, tempat berjualan. Satu persatu aku mengamatinya, dan memang ….. aku sangat mengaguminya ….. desainnya tidak kalah dari desain ‘kota’ seperti di toko2 emas di Jakarta. Harganya jauh dibawah emas serta tetap tampak ‘kinclong’ dimata kita. Kami membeli beberapa perhiasan untuk kami bawa pulang. Mereka membawakan buah ‘lerak’ untuk mencucinya, walau mereka mengatakan bahwa perhiasan2 perak bakar ini akan kotor kehitaman sampai bertahun2 kemudian jika kita tidak pernah memaintainnya. Dan jika kita merawatnya, perhiasan perak bakar ini tetap kinclong seindah emas putih …..
Salamku …..
contac MobilJogja
CONTAC MobilJogja
Untuk Info dan Reservasi
RentalCar
Tour And Travel
Jl. Wonocatur no. 27
Yogyakarta
Abew Agustiyanto
081 578 263 492
087 839 782 567
Untuk Info dan Reservasi
RentalCar
Tour And Travel
Jl. Wonocatur no. 27
Yogyakarta
Abew Agustiyanto
081 578 263 492
087 839 782 567
harga sewa mobil
MobilJogja menyediakan menu mobil yang jadi favorit pelancong di jogja ini.
Paket sewa mobil.
*Paket 12 Jam Dalam Kota jogja
- Avanza + Driver = 250.000.-
- Xenia + Driver = 250.000.-
- Innova + Driver = 350.000.-
- livina + Driver = 350.000.-
- Ellf + Driver = 650.000.-
- L300vip + Driver = 400.000.-
- Mini Bus dan Big Bus pariwisata = nego
- Avanza + Driver = 300.000.-
- Xenia + Driver = 300.000.-
- Innova + Driver = 400.000.-
- livina + Driver = 400.000.-
- Ellf + Driver = 800.000.-
- L300vip + Driver = 450.000.-
- Mini Bus dan Big Bus pariwisata = nego
*Paket 24 Jam Dalam Kota jogja
- Avanza + Driver = 350.000.-
- Xenia + Driver = 350.000.-
- Innova + Driver = 450.000.-
- livina + Driver = 450.000.-
- Ellf + Driver = 750.000.-
- L300vip + Driver = 500.000.-
- Mini Bus dan Big Bus pariwisata = nego
*Paket 24 Jam Luar Kota jogja
Bila sewa lebih dari 3 maka akan ada discount 10% dari kami.
MobilJogja melayani Anda dengan sepenuh hati dan dengan ketepatan waktu karena Kami tahu ketepatan waktu sangat penting bagi Anda. Buat kenangan tang tak terlupakan dijogja bersama MobilJogja
Ayo tunggu apa lagi, hubungi MobilJogja segera untuk reservasi.
- Avanza + Driver = 400.000.-
- Xenia + Driver = 400.000.-
- Innova + Driver = 550.000.-
- livina + Driver = 550.000.-
- Ellf + Driver = 1.000.000.-
- L300vip + Driver = 600.000.-
- Mini Bus dan Big Bus pariwisata = nego
MobilJogja melayani Anda dengan sepenuh hati dan dengan ketepatan waktu karena Kami tahu ketepatan waktu sangat penting bagi Anda. Buat kenangan tang tak terlupakan dijogja bersama MobilJogja
Ayo tunggu apa lagi, hubungi MobilJogja segera untuk reservasi.
Langganan:
Postingan (Atom)